Bagi sebagian muslimah, mengalami haid saat berada di Tanah Suci sering menimbulkan rasa cemas. Banyak yang takut ibadah menjadi tidak sah atau terhenti sama sekali. Padahal, Islam sudah memberikan panduan yang jelas dan penuh kasih sayang dalam menghadapi kondisi ini.
Sayangnya, masih ada banyak mitos yang beredar di kalangan jamaah. Ada yang mengatakan muslimah haid tidak boleh berdoa, tidak boleh berdzikir, bahkan ada yang menganggap ibadahnya batal sepenuhnya. Pemahaman yang salah ini sering membuat hati gelisah dan menambah beban perjalanan ibadah.
Faktanya secara hukum fiqih, ada beberapa batasan yang harus diperhatikan. Muslimah yang sedang haid memang tidak boleh shalat, thawaf, dan menyentuh mushaf. Mereka tetap bisa berdzikir, berdoa, mendengarkan bacaan Al-Qur’an, menghadiri kajian, dan memperbanyak istighfar. Maka dari itu, ibadah tidak berhenti hanya karena kondisi tidak suci.
Rasulullah SAW. sendiri pernah menenangkan Aisyah RA. yang mengalami haid saat haji. Beliau bersabda: “Lakukanlah apa yang dilakukan oleh orang yang berhaji, hanya saja janganlah engkau thawaf di Ka’bah sebelum engkau suci.” (HR. Bukhari No. 1650, Muslim No. 1211).
Pada situasi ini bisa menjadi ladang kesabaran bagi muslimah. Sebagaimana ibadah di Tanah Suci membutuhkan kesabaran dan persiapan hati, muslimah juga perlu mempersiapkan diri dengan perlengkapan yang nyaman dan sesuai syariat. Pakaian yang tepat bukan hanya menjaga aurat, tetapi juga membantu menjaga kekhusyukan dalam ibadah, termasuk saat menghadapi kondisi khusus seperti haid.
Hijaberlin hadir sebagai sahabat muslimah dalam menyiapkan perjalanan umroh dan haji. Dengan koleksi umroh dress, handsock, kaos kaki, ciput, hingga perlengkapan ibadah yang nyaman, Hijaberlin membantu setiap langkah muslimah agar lebih tenang dan fokus beribadah. Temukan koleksi lengkapnya dan wujudkan perjalanan suci yang penuh keberkahan bersama Hijaberlin.